Pada dasarnya jiwa kepemimpinan
dimilki oleh setiap diri manusia (self leadership), setidaknya dirasakan
manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu
keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan
kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai
problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya
disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk
menghindarinya menjadi faktor penting pengendali diri, salah satunya adalah
dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi
kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat
erat.
Dalam
suatu organisasi akan ditemukan beberapa unsur yakni visi-misi, tujuan dan
program kerja, struktur organisasi, kode etik organisasi, hubungan antar
organisasi, individu-individu, kepemimpinan, dan dinamika organisasi.
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan organisasi sangat tergantung kepada
pemimpin dan orang-orang yang berada di sekitar pemimpin. Seorang pemimpin yang
sukses apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang dalam mencapai tujuan
organisasi. Untuk keperluan itu, seorang pemimpin hendaknya dapat menciptakan
beberapa hal, yaitu :
1. Atmosfer hubungan kerja
yang nyaman,
2. Motivasi maksimum,
3. Kedisiplinan,
4. Keteladanan,
5. Berkemampuan
(professional)
6. Aspiratif (people focus)
7. Berkomimen terhadap etika
dan tujuan organisasi (performance)
8. Berpikir sistemik dan
selalu positive thinking
Sejalan dengan penjelasan di
atas, etika kepemimpinan dapat diterapkan dalam organisasi kemahasiswaan yang
memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pada umumnya. Hanya saja,
organisasi kemahasiswaan mempunyai ciri-ciri suasana dinamika yang khusus yakni
:
1. Pencirian idealisme,
2. Ketajaman berpikir,
3. Pembelajaran interelasi sosial,
4. Social responsibility yang tinggi,
5. Hubungan emosional yang kuat,
6. Transformasi personality,
7. Ekspektasi cita-cita,
8. Kecintaan terhadap institusi,
9. Kerja sama tim.
Oleh karena itu, organisasi mahasiswa
membutuhkan kepemimpinan kolegial yang kuat dan utuh dalam mewujudkan tujuan
bersama (common goals). Kepemimpinan organisasi mahasiswa memiliki 6 (enam)
misi pokok, yakni :
1. Menjembatani aspirasi mahasiswa terkait
dengan kelancaran proses belajar mengajar,
2. Mengembangkan dan men-servant program
minat dan bakat mahasiswa,
3. Mengembangkan karakter dan kapasitas diri
mahasiswa
4. Menciptakan suasana yang kondusif
5. Kreatif, inovatif, dan produktif di
kampus
6. Memelihara sarana dan prasarana kampus
7. Menjalankan peran serta dalam memecahkan
persoalan masyarakat.
Kepemimpinan mahasiswa yang
efektif adalah kepemimpinan yang mampu mewujudkan enam misi di atas.
Kepemimpinan demikian tentu bukanlah kepemimpinan yang hanya sekedar melayani
atau how to servant. Akan tetapi kepemimpinan yang diperlukan adalah
kepemimpinan transformatif yang visioner terutama dalam menyikapi
perubahan-perubahan yang terus terjadi. Kepemimpinan transformatif yang
visioner selalu mengedepankan sejumlah ide atau gagasan konstruktif jauh ke
depan. Jadi, perlu ada paradigm shift dalam kepemimpinan yang memfokuskan
organisasi bagi peningkatan kualitas pelaku-pelaku organisasi dan
individu-individu yang dipimpin.
Pemimpin dalam kepemimpinan
transformatif sangat mengetahui dan memahami potensi individu-individu di
sekelilingnya dan terampil mengoptimalkan sumber daya organisasi yang tersedia.
Bahkan, pemimpin transformatif visioner berpikir jauh ke depan melampaui
individu-individu yang dipimpinnya. Oleh karena itu, optimalisasi potensi dan
sumber daya organisasi yang dilakukan pemimpin transformatif selalu tepat dan
terukur (measurement)keberhasilannya.
Kepemimpinan organisasi mahasiswa
membutuhkan pemimpin transformatif yang tidak saja handal dalam mengoptimalkan
potensi yang dipimpinnya dan sumber daya organisasi yang tersedia, melainkan
juga memiliki jiwa motivator yang baik saat yang lain dalam keadaan lemah.
Pemimpin transformatif selalu mempedomani arah kebijakan (policy direction)
yang telah ditetapkan organisasi. Dengan demikian ia mampu membawa
individu-individu yang dipimpinnya ke tujuan bersama (common goals) yakni :
1. Keberhasilan studi dengan tepat waktu dan
nilai yang baik
2. Kepercayaan diri dalam memasuki pasar
kerja
3. Kemampuan bagaimana menciptakan (how to
creat) pekerjaan
4. Karakter diri dan berkepribadian yang
kuat serta bermoralitas tinggi
5. Kebersamaan dalam setiap kegiatan
organisasi
Pemimpin organisasi mahasiswa
akan menjadi figur sentral dalam setiap denting suara denyut jantung
organisasi. Dengan demikian, pemimpin organisasi mahasiswa dinilai sebagai
inspirator yang diharapkan dapat membawa organisasi sebagai organisasi yang
handal (credible), memiliki kecakapan (capable), diperhitungkan (computable),
dan patuh (compliance) terhadap etika dan norma-norma kehidupan kampus.
Etika Kepemimpinan
Etika adalah perilaku berstandar
normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan
kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki
etika adalah determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak
melakukan apa-apa yang tidak benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan
yang beretika diyakini akan membawa kehidupan pada suatu kondisi yang tidak
menimbulkan efek negatif yang merugikan bagi kehidupan di sekitarnya.
Ditinjau dari segi evolusi,
dimensi etika dapat menjadi faktor kunci keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam
suatu organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi
kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika. Kepemimpinan
beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan
terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku
organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip
etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak.
Ada beberapa prinsip-prinsip etika
berorganisasi adalah :
1. Menjaga perasaan orang lain
2. Memecahan masalah dengan rendah hati
3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi
menghargai pendapat orang lain
4. Mengutamakan proses dialogis dalam
memecahkan masalah
5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat
6. Dan sesuai dengan keahlian (competence)
7. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk
memperbaiki (improving value)
8. Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan
dapat dipercaya.
Upaya menerapkan prinsip-prinsip
etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk kebutuhan itu
diperlukan suatu kesamaan persepsi untuk apa organisasi dijalankan. Dalam arti
diperlukan suatu komitmen para pelaku organisasi menyamakan langkah tindak untuk
mewujudkan tujuan organisasi. Satu hal lain yang juga penting adalah
pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi proses pembelajaran
atas kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi dapat diberlakukan
tanpa harus adanya diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya
mempunyai ´kode etik organisasi´ yang berfungsi sebagai alat pengendalian atau
pengawasan organisasi. Kode etik organisasi dan perencanaan strategis (renstra)
organisasi dapat dijadikan sebagai pedoman oleh majelis pertimbangan organisasi
mengawasi jalannya roda organisasi.
Kode etik organisasi disusun
berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :
1. Peraturan dan ketentuan yang disepakati
2. Sinergitas
3. Persaingan yang sehat
4. Competition is matter of spirit
5. Not strength
6. Tanggung jawab atau integritas
7. Hubungan kerja
8. Aspirasi.
Penutup
Etika kepemimpinan dalam
menjalankan kegiatan organisasi merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari
kehidupan organisasi keseharian. Tanpa adanya etika kepemimpinan yang efektif
dapat mengakibatkan keseimbangan organisasi terganggu. Etika kepemimpinan yang
diterapkan oleh pengurus organisasi dalam menjalankan roda organisasi dapat
menebarkan nilai tambah (value added) bagi peningkatan karakter diri terutama
dalam kekokohan mental dan spiritual.
Etika kepemimpinan organisasi
kemahasiswaan merupakan wahana proses pembentukan jiwa kepemimpinan di kampus,
dan juga bagian dari proses pembelajaran menempa diri menjadi pemimpin handal
di berbagai bidang kehidupan sosial kemasyarakatan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar